Jangan menjawab “waktu yang akan menyembuhkan” ya!
Semua
ada masa nya dan akan tiba saatnya.
Membayangkan waktu berpisah, menghitung hari
sambil ngomong “jangan cepet-cepet” adalah kegiatan sehari-hari.
Tapi ya siapa kita mau seenaknya sendiri.
Ya akan sampai juga di waktu, udah saat nya berpisah.
Sedih ya jangan ditanya, kan aku jago
berlarut-larut di rasa sedih.
Jadi, aku tidak pernah bisa membayangkan
bagaimana rasanya kehilangan orang secara tiba-tiba. Entah diambil sang kuasa,
atau malah pergi tanpa tau jejaknya.
Membayangkan mereka menerima beritanya saja aku
tidak bisa.
Siapa suka perpisahan?
Oh, aku pernah suka perpisahan. Sekali, dengan
seseorang.
Bukannya tidak suka, namun jika ada dia hidupku
rasanya lebih seram dari pada membayangkan digigit ikan piranha. Meskipun
perginya tidak ku rayakan dengan lompat-lompat seperti melihat Nobita dan
Doraemon tidak jadi berpisah. Tapi aku senang. Ya sebatas senang.
Tapi untuk perpisahan lainnya, aku tidak terlalu
suka. Begitupun kali ini.
Perlu berhari-hari untuk mempersiapkan diri,
memberi stimulus diri bahwa “tidak apa-apa”, “ini tidak apa-apa”.
Jadi, tolong ajari berpisah namun indah. Tapi
jangan menjawab “waktu yang akan menyembuhkan” ya!
Komentar
Posting Komentar