Pesan Tanpa Nyawa

Pesan terkadang tidak tertulis dengan terang.
Terkadang tidak juga dikatakan dengan lantang.
Pesan yang paling dalam justru terkadang yang tidak terlihat, terdengar. Namun, sarat akan pelajaran.

Langit yang selama ini penuh dengan lalu-lalang burung besi tiba-tiba saja bisa dihitung jari.
Langit yang selama ini pekat dengan asap bumi, tiba-tiba saja reda.
Langit yang selama ini menahan segala ego, ambisi, emosi tiba-tiba saja terlihat kehilangan pekerjaannya. 
Langit yang selama ini selalu disalahkan karena terlalu cepat berganti mendung, berganti terik, bahkan berganti hujan. Tiba-tiba saja lebih tenang tanpa cacian. 
Langit yang selama ini melihat banyak manusia dibawahnya berdesak-desakan memenangkan diri sendiri, tiba-tiba hanya melihat deretan bangunan tanpa penghuni. 

Bumi yang selama ini menanggung beban dan mimpi penguhinya tiba-tiba saja merasa ringan.
Bumi yang selama ini selalu diinjak penuh sesak bahkan dirusak mulai tenang dan tidak lagi terisak. 

Sekolah yang selama ini penuh tawa, tangis, takut, lelah tiba-tiba saja lengah tanpa kehadiran manusianya.
Kantor yang selama ini dipenuhi ambisi, materi, bahkan menggunakan banyak cara untuk bisa naik tinggi sendiri kini mulai sepi.
Tempat-tempat lain dimana orang-orang melangitkan gengsi, meraup sedikit untung untuk bisa membeli sepiring nasi, beribadah memuja Dia yang Ia yakini semua benar-benar terkunci. 

benar-benar sebuah pesan tanpa nyawa. 
Apa-apa yang sudah direncanakan gagal tiba-tiba, apa-apa yang sudah disiapkan harus batal tanpa koma. Kuasa yang Maha Esa.

Benar-benar sebuah pesan tanpa nyawa.
Kebersamaan yang mungkin selama ini dianggap biasa, pekerjaan yang selama ini kita rasa itu-itu saja, sekolah yang dianggap terlalu menekan muridnya semua baru terasa istimewa saat harus dipisahkan secara paksa. 

Benar-benar sebuah pesan tanpa nyawa. 
Bulan Ramadhan yang didalamnya penuh dengan hal istimewa, rasanya juga jadi menakutkan saat Ia hampir tiba. 

Benar-benar sebuah pesan tanpa nyawa. 

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18)
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An Nahl : 53)



Komentar

Postingan Populer